Pentingnya Kebutuhan Istirahat dan manfaatnya bagi Kesehatan Tubuh
Tuesday, Oct 22nd 2013

Kebutuhan tidur seseorang berbeda-beda untuk setiap orang.  Seorang bayi membutuhkan tidur rata-rata selama 20 jam per hari.  Anak yang berusia antara 3-5 tahun membutuhkan 10-12 jam tidur dalam sehari.  Anak remaja berumur sekitar 12 tahun membutuhkan hanya sekitar 9 jam tidur per hari.  Orang dewasa membutuhkan sekitar 8 jam tidur per hari.  Apakah kebutuhan rata-rata ini adalah kebutuhan yang optimal tergantung kepada individu tersebut.  Breslow dan Belloc dalam Alameda County study yang terkenal itu  mendapatkan bahwa individu yang tidur sebanyak 8 – 9 jam per hari menunjukkan kesehatan yang lebih baik daripada orang yang tidur kurang atau lebih dari waktu tersebut. 

Kalau begitu pertanyaan yang perlu kita tanyakan ialah: “Bagaimanakah Anda tahu bahwa Anda telah tidur secukupnya?”  Para pakar tidur menyatakan bahwa kebutuhan tidur seseorang sudah dianggap cukup, jika ia tidak merasa mengantuk keesokan harinya maupun sempoyongan, dan merasa segar serta cukup sigap dalam melakukan aktivitas hariannya.  Para mahasiswa ataupun siswa yang belajar sepanjang malam untuk menghadapi ujian mereka, sering menderita konsekwensi kekurangan tidur (sleep deprivation) yang dimanifestasikan dengan angka yang lebih inferior.  Bilamana pekerjaan Anda tidak mengizinkan Anda untuk memperoleh cukup tidur pada malam hari, maka keesokan harinya kegiatan Anda di tempat kerja akan dilakukan dengan tidak seteliti mungkin.

Menurut penyelidikan yang dilakukan di dalam laboratorium tidur, dengan menggunakan electroencephalograph yang mencatat kegiatan listrik otak selama tidur, didapatkan 2 tipe utama dari tidur yakni: 1) Non Rapid Eye Movement (NREM) Sleep, yang dibutuhkan untuk istirahat fisik, 2) Rapid Eye Movement (REM) Sleep, yang dibutuhkan untuk istirahat mental.

Tidur tipe NREM mempunyai 3 tahap ;

1. Tahap pertama, aktivitas otak sama seperti seorang yang terjaga, di mana ia mulai rasa mengantuk, tetapi masih sadar terhadap keributan dan suara di sekitarnya.

 2. Tahap kedua, gelombang otak menjadi lebih lambat dan bertambah besar sambil orang tersebut menjadi lebih rileks. Pada tahap ini sudah lebih sulit untuk membangunkan orang tersebut.

 3.  Tahap ketiga, gelombang otak seseorang menjadi besar dan lebih lambat, yang dikenal dengan gelombang delta. 

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more