Pala, Kulit dan Bijinya pun Dapat Dimanfaatkan
Tuesday, Nov 18th 2014

JAKARTA, JIA XIANG – Buah pala pada abad 17 merupakan komoditi yang sangat laku di benua Eropa. Karena tanaman pala hanya tumbuh subur di Indonesia, bangsa Eropa berupaya mendapatkannya secara langsung. Bangsa Portugis, yang terkenal sebagai bangsa pelaut dan pengelana, terlebih dahulu mencapai negeri kepulauan ini. Mereka langsung menjadi pulau penghasil bauh pala yakni Banda dan Maluku.

Kepulauan Banda dan Maluku tercatat sebagai lahan subur tanaman pala (Myristica fragan Haitt). Karena ketika itu tidak ada wilayah lain di belahan bumi ini menjadi penghasil pala, maka buah ini dianggap tanaman asli Indonesia. Pala sangat cocok ditanam di daerah bersuhu 25o C - 35o C. Tanaman ini dapat ditanam pada lahan berketinggian antara 0 hingga 700 meter di atas permukaan laut dengan tanah yang memiliki pH 5,5 hingga 7 di wilayah dengan curah hujan rata-rata sekitar 2.656 milimeter per tahun atau sekitar 167 hari sepanjang tahun.

Kini, tanaman ini juga dikembangkan di daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Warga di Kecamatan Dramaga dan Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, di sini menaruh minat membudidayakannya karena tanaman pala bukan semata buahnya yang bermanfaat, Hampir keseluruhan bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan mulai dari batang, daun, hingga buahnya.

Bahkan pada bagian buahnya, mulai dari kulit hingga bijinya bisa diolah yang mempunyai nilai jual. Kulit buah pala bisa jadi bahan tambahan obat pengusir nyamuk. Daging buahnya sebagai bahan dasar olahan makanan dan minuman. Bijinya bisa menghasilkan minyak atsiri.

Buah pala terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit buah, daging buah, dan biji yang keseluruhan mempunyai manfaat dan nilai jual yang berbeda-beda. Kulit buah pala dapat dimanfaatkan untuk bahan tambahan obat pengusir nyamuk; daging buahnya yang banyak mengandung protein, lemak, gula pati, vitamin A, vitamin B1 serta vitamin C dimanfaatkan sebagai bahan dasar olahan makanan maupun minuman. Bijinya dapat digunakan untuk minyak atsiri.

Kebanyakan masyarakat Taman Sari memanfaatkan biji buah pala dan fulinya untuk dijemur. Biji pala dan fuli yang telah kering akan dikumpulkan ke pedagang besar pada tiap desa untuk dikirim ke penyulingan minyak atsiri di Cimande dan Sukajaya

Salah satu desa di Kecamatan Dramaga, yakni Desa Dramaga, kondang sebagai sentra pengolahan buah pala. Produk olahan buah pala yang dihasilkan dapat mencapai ±10 ton per minggu yang akan dipasarkan pada berbagai daerah seperti Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Jakarta, Bandung, Sukabumi, Garut, Cianjur bahkan hingga Sumatera.

Kini, olahan pala mulai dikembangkan menjadi produk olahan lainnya seperti minuman, sirup, dan permen pala. Hal tersebut dilakukan karena buah pala kaya akan kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Sejak dahulu, pala memang telah dikenal sebagai obat herbal yang berkhasiat untuk mengobati kejang lambung, serta berbagai penyakit lain seperti disentri, mencret, mual, mulas, muntah, maag, kembung, reumatik, serta suara serak. Selain itu, pala diyakini mampu mencegah gangguan susah tidur yang sering dialami oleh bayi maupun anak-anak. [JX/berbagai sumber/G. Windrarto]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more