Markisa, Membuat Tidur Lebih Nyenyak
Monday, Aug 18th 2014

Buah yang satu ini lebih populer dalam wujud sirup. Harga jualnya pun tidak murah. Sejumlah kota di Tanah Air, seperti Makasar atau Medan, membanggakan sirup ini sebagai oleh-oleh atau buah tangan yang khas.

Sudah bisa ditebak, buah yang dimaksud adalah Markisa (Passiflora Quadrangularis). Buah ini tergolong ke dalam tanaman genus Passiflora, berasal dari daerah tropis dan sub tropis di Amerika. Menurut pakar pertanian dari Bandung, Jawa Barat, Rahmat Rukmana dalam bukunya “Usaha Tani Markisa” ,  buah ini mula-mula disebut passion fruit. Yang memberinya nama seperti ini seorang pemuka agama Katolik pada tahun 1500-an. Passion berarti penderitaan dan kematian. Dia menamainya seperti itu lantaran bunga markisa memiliki bentuk kepala putik mirip dengan tanda salib lambang penderitaan Yesus.

Dari hasil penelusuran para ahli pertanian yang meneliti asal muasal Markisa, tanaman buah ini berasal dari daerah tropis i Amerika Selatan, yakni di Brasil, Venezuela, Kolumbia, dan Peru. Nikolai  Ivanovich, ahli botani Soviet, memastikan bahwa sentra utama asal tanaman markisa adalah Amerika Selatan, terutama Peru, Ekuador, dan Bolivia. Di sana terdapat tanaman markisa yang buahnya berwarna kuning dan ungu.

Dari sejumlah negara di Amerika Latin, tanaman ini kemudian menyebar ke berbagai negara melalui orang-orang Spanyol. Masyarakat Eropa kemudian pada abad  17 mulai mengenal tanaman markisa. Tapi bukan sebagai pohon penghasil buah.

Pengusaha tanaman di Eropa menanamnya dalam rumah kaca atau green house sebagai tanaman hias. Dari sini, tanaman markisa dibawa dan ditanam oleh orang Eropa di Afrika Selatan, Hawai, dan Selandia Baru, pada abad 19.

Selanjutnya pada pertengahan Abad 20, tanaman markisa menyebar ke Kenya, Sri Lanka dan Fiji. Kedatangan bangsa asing di Tanah Air pada abad tersebut, ternyata juga ada yang membawa serta tanaman markisa.

Tanaman markisa yang masuk ke Indonesia berasal dari Peru. Mula-mula ditanam di Manado, Sulawesi Utara,  kemudian ke Ambon, Maluku. Akhirnya ke pulau-pulau lain di seluruh Nusantara. Kini, beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Gowa, Polewali-Mamasa, Enrekang dan Tana Toraja (Sulawesi Selatan), Kabupaten Karo (Sumatera Utara), di sejumlah kawasan di Jawa Barat, seperti Bogor dan Cipanas (Kabupaten Bogor) dan Lembang dekat Bandung, menjadi daerah produsen markisa.

Sementara daerah produsen utama markisa di dunia adalah Brasil, Venezuela, Afrika Selatan, Sri Lanka, Australia, Papua Nugini, Fiji, Hawai, Taiwan dan Kenya. Negara-negara ini memasok 80 persen hingga 90 persen kebutuhan markisa dunia.

Hasil penelusuran para ahli botani, di dunia terdapat 400 jenis markisa. 40 spesies di antaranya berasal dari Amerika Latin, Asia, Australia dan Pasifik Selatan, dan 11 spesies dari Mandagaskar. Dari spesies sebanyak itu, hanya 20 spesies yang dapat dikonsumsi. Namun kini, hanya 5 spesies yang dibudidayakan secara komersial.

Di kota besar Indonesia, banyak dijajakan buah markisa jenis konyal. Markisa ini rasanya manis dan menyegarkan bila dimakan sebagai buah segar. Markisa konyal terdapat di daerah Bogor dan Lembang, Jawa Barat. Di dua daerah ini, jenis ini tengah dibudidayakan karena banyak penyukanya.

Selain rasanya yang segar, markisa juga diyakini memiliki khasiat karena kaya akan berbagai zat. Buah markisa kaya akan kandungan fosfor, zat besi, kalsium, potassium, vitamin A, sodium, vitamin C dan magnesium. Kandungan – kandungan ini sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Artinya dengan mengonsumsi markisa, aneka kandungan tersebut dapat membantu tubuh melawan berbagai macam penyakit.

Di daerah asal buah ini, Amerika Latin, orang-orang di sana mengonsumsinya untuk membantu mereka tidur. Daging buah ini dipercaya mampu membuat syaraf menjadi rilex,  sehingga tidur lebih nyenyak. Selain itu, gangguan-gangguan penyakit seperti disentri, sembelit, dan gangguan haid, serta gangguan pada tenggorokan dapat diatasi dengan menkonsumsi buah atau hasil ekstrak markisa.

Bahkan kandungan fitokimia dalam buah ini, dari hasil penelitian para ahli kesehatan, ampuh untuk membunuh sel-sel kanker dalam tubuh. Zat fitokimia ini antara lain polifenol, karotenoin dan berbagai senyawa yang bermanfaat lainnya.

Sementara kandungan Vitamin C yang juga terdapat di markisa baik untuk meremajakan kulit, menjaga ketahanan tubuh, dan mengobati gejala asma.

Tidak sulit membudidayakan tanaman buah yang memiliki sebutan berbeda-beda di masing-masing negara ini. Bangsa Portugis menyebutnya maracujá, di Spanyol disebut maracuyá, di Inggris disebut  passion fruit, di Amerika Latin dinamai granadilla.

Di Indonesia terdapat dua jenis markisa, yaitu markisa ungu (passiflora edulis) yang tumbuh di dataran tinggi, dan markisa kuning (passiflora flavicarva) yang tumbuh di dataran rendah. Ada  pula varian markisa yang tumbuh di daerah Sumatera Barat yang disebut sebagai markisa manis (passiflora edulis forma flavicarva). [JX/dari berbagai sumber/G. Windrarto]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more