Leunca, Si Mungil Berkhasiat Besar
Tuesday, Mar 17th 2015

JAKARTA, JIA XIANG - Di masyarakat Sunda tidak asing lagi dengan buah leunca. Buah ini disajikan sebagai lalap atau menjadi bahan utama hidangan karedok, atau dihidangkan sebagai pepes leunca. Semuanya sangat nikmat disantap dengan nasi yang masih panas, sambal terasi plus goring asin peda. Hampir di semua warung nasi Sunda, tersaji menu utama yang bahan bakunya memang dari buah leunca.

Leunca (Solanum nigrum) adalah tanaman anggota suku terung-terungan (Solanaceae) yang buahnya dikenal sebagai sayuran dan juga menjadi bahan pengobatan. Tumbuhan yang berasal dari Asia Barat ini menyukai kawasan ladang atau kebun yang terang. Tinggi tanaman ini hanya 120 cm. Batangnya cenderung tidak berkayu, ditutupi rambut halus. Namun panjang daunnya dapat mencapai 7 cm dan lebar 5 cm, bercangap di tepinya, dan permukaannya dapat ditutupi rambut. Maka tanaman jenis perdu ini jangka waktu hidupnya, semusim atau tahunan, sangat bergantung lahan tempat tumbuhnya.

Sementara buahnya memang mungil-mungil karena berdiameter kurang dari satu centimeter. Biasanya buah ini dikonsumsi sewaktu muda saat warnanya masih hijau. Di Tiingkok, leunca dikenal dengan nama longkui. Nilai gizi daun muda leunca adalah kalori (45 kal), protein (4,7 gr), lemak (0,5 gr), karbohidrat (8,1), kalsium (210 mg), fosfor (80 mg), besi (6,1 mg), vitamin A (1.900 SI), vitamin B1 (0,14 mg), vitamin C (40 mg).

Selain nikmat sebagai lauk, tumbuhan ini pun diyakini memiliki khasiat sehingga dikategorikan pula sebagai tanaman obat. Baik buah dan daunnya mengandung senyawa glikosida alkaloid solanin, zat samak, minyak lemak, kalsium, zat besi, vitamin A dan C. Khusus daunnya memiliki efek sedative ( menenangkan ) , diuretic ( memperlancar ) air seni, dan ekspektoran (mengencerkan dahak). Hasil penelitian di Guangdong Provinci Cancer Research Center, Tiongkok, tanaman yang dapat tumbuh 3.000 m di atas permukaan laut dan bentuk daun bulat telur dan ujung daun meruncing ini, mengandung senyawa solasonine, solasodine, solamargine, dan solanine. Senyawa itu penghambat pertumbuhan sel kanker yang tak terkendali.

Solasodine mempunyai efek menghilangkan sakit (analgetik), penurunan panas, antiradang, dan antishock. Solamargine dan solasonine mempunyai efekk antibakteri, sedangkan solanine sebagai antimitosis. Senyawa-senyawa itu bisa mengatasi gangguan kanker, yakni kanker payudara, leher rahim, lambung dan saluran pernapasan.

Sementara rebusan air dari daun leunca bersifat diuretic, dapat memperlancar air seni, untuk penderita hipertensi dan jantung yang disertai pembengkakan. Efek anti bakteri yang dipunyai leunca dapat mengobati gonorhoe ( penyakit kelamin ). Masih ada lagi yang dapat dimanfaatkan dari tanaman leunca, yaitu getahnya untuk obat kulit dan kutilan.

Buah leunca pun bisa dimanfaatkan sebagai tonic, diuretic. Buah leunca bisa dipakai obat anti bakteri dan anti kanker. Tanaman leunca ini bisa juga digunakan obat pembengkakan,peradangan, rematik dan wasir. Di Tiongkok, leunca digunakan untuk mengurangi radang ginjal dan kandung kencing, juga sebagai antidiare. [JX/berbagai sumber/G. Windarato]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more