Labu Gantikan Nasi, Bisa Hemat Beras 30 Persen
Friday, Oct 24th 2014

JAKARTA, JIA XIANG - Saat bulan puasa atau Ramadhan, labu kuning ( Cucurbita moschata) menjadi sangat favorit. Buah ini sangat sedap disajikan sebagai kolak. Ada yang memasaknya menjadi kolak labu, tapi ada pula labu, pisang dan kolang-kaling menjadi kolak yang lengkap.

Sajian labu yang sudah dikolak sangatlah tepat. Apalagi dihidangkan sebagai santapan berbuka puasa. Di samping rasanya yang lezat, labu juga sangat bergizi. Selain itu, buah ini tidak hanya kaya serat tapi juga mengandung vitamin A dan vitamin C.

Labu sangat mudah didapat di sini. Tanaman ini  tumbuh subur di bumi Indonesia. Yang unik dari buah yang dalam dongeng Cinderela berubah menjadi kereta kencana untuk ke pesta, adalah daya tahannya kendati disimpan lama. Seperti labu kuning tahan selama tiga bulan tanpa perubahan berarti. Perubahan akan terjadi bila disimpan hingga enam bulan. Bobot beratnya berkurang.

Seiring dengan kampanye diversifikasi pangan, buah labu bisa dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Para ahli kesehatan sangat mendorong bukan hanya orang tua tapi juga anak-anak mengkonsumsi labu karena kandungan gizi labu kuning sangat baik.Vitamin dan mineral yang dikandung buah labu meliputi betakaroten, vitamin B1, vitamin C, kalsium, fosfor, besi, kalium dan natrium. Sekitar 100 g labu kuning mengandung vitamin A, vitamin C 23 mg, magnesium 66 mg, kalsium 113 mg, fosfor 118 mg, zat besi 1.8 mg, sodium 9 mg dan potasium 1.089 mg.

Bila labu bisa menjadi pengganti nasi, berarti dapat mengurangi pemakain beras sekitar 30 persen. Peluang untuk menghemat beras ini bisa dilakukan karena setiap jengkal tanah di Indonesia, termasuk di kawasan yang gersang sekalipun seperti di Gunung Kidul, Yogyakarta, dapat ditanami labu.

Selain bisa menjadi pengganti nasi, labu pun dapat diolah menjadi berbagai jenis hidangan, selain kolak yang menjadi menu utama di bulan puasa atau Ramadhan tentunya. Di Manado, Sulawesi Utara, yang kondang dengan bubur Manado, juga terdapat kandungan buah labu. Bahan untuk bubur Manadio dipilih buah labu yang sudah tua.

Tak hanya Sulawesi Utara, di Sulawesi Selatan ada hidangan sayur bayam khas provinsi ini karena terdapat buah labu tua di sayur ini. Makanan tradisional pun, seperti dawet, lepet, jenang dan dodol menggunakan buah labu sebagai bahan pembuat utamanya.

Labu yang bisa mempunyai nilai tambah bila diolah lebih lanjut setelah dipanen. Labu kuning – disebut demikian karena warnanya kuning atau jingga, dapat untuk bahan utama pembuat pewarna alami untuk campuran membikin berbagai makanan tradisional. Dari labu bisa pula dijadikan tepung yang dibutuhkan sebagai campuran saat memproduksi makanan olahan dengan warga kuning.

Tepung labu kuning , menurut Prof. DR. Made Astawan, Dosen di Departemen Teknologi Pangan dan Gizi IPB, mempunyai sifat spesifik dengan aroma khas. Secara umum, tepung tersebut berpotensi sebagai pendamping terigu dan tepung beras dalam berbagai produk olahan pangan. Produk olahan dari tepung labu kuning mempunyai warna dan rasa yang spesifik, sehingga lebih disukai oleh konsumen.

Pembuatan tepung labu bisa dilakukan skala rumahan karena memang mudah. Caranya, cari labu kuning yang mengkal, yakni buah sudah tua tetapi belum masak optimum. Kira-kira 5 hingga 10 hari sebelum panen semestinya sudah dipetik agar diperoleh buah yang mengkal. Labu yang sudah masak optimum tidak bisa dibuat jadi tepung karena kadar airnya tinggi, daging buahnya lembek, serta kadar patinya rendah.

Langkah berikutnya, kupas kulitnya lalu labu yang sudah dikuliti dibelah-belah. Kukuslah selama 5 hingga 10 menit. Saat mengukus, biarkan panci tetap terbuka. Usai dikukus, rajanglah labu setebal 0,1 hingga 0,3 cm. Rajangan labu ini disebut sawut. Lalu keringkanlah hingga kadar airnya sekitar 14 persen. Setelah kering, masukan sawut ke mesin penepung beras. Maka jadilah tepung labu sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industri pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta hemat ruang dan biaya penyimpanan. [JX/berbagai sumber/G. Windrarto]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more