Kedondong yang Tak Kenal Musim
Wednesday, Mar 4th 2015

JAKARTA, JIA XIANG - Kedondong atau dondong, buah yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Buah ini sangat digemari karena rasanya asam manis dan segar. Terlebih bila dibuat manisan atau buah pelengkap hidangan rujak, daging buahnya yang agak krispi membuat orang semakin ketagihan untuk menyantapnya.

Buah yang bijinya seperti berduri ini, awalnya tumbuh subur di belahan timur Indonesia. Pohon kedondong (Spondias dulcis) merupakan tanaman keras. Tumbuh subur di daerah tropis, terutama di dataran rendah, pohonnya bisa setinggi 20 meter. Pohon buah ini tidak kenal musim. Maka tak heran, kedondong tidak pernah kosong di pasar.

Bentuk buahnya yang lonjong, mulai dipanen tidak saat masak atau matang di pohon. Ketika kulit buahnya berwarna hijau, yang memandakan masih muda, sudah bisa dimakan sebagai buah potong di hidangan rujak atau diolah menjadi asinan. Saat kulit buahnya berwarna kekuningan dan mudah dikupas, menandakan buah ini masak dan rasanya manis.

Kedondong tidak hanya dikenal di Tanah Air. Di beberapa negara juga mengenalnya, karena di awal abad 20 buah ini ditanam di beberapa negara, mulai dari Australia hingga Jamaica. Di dunia internasional, termasuk di Floria, Amerika Serikat, menyebut buah ini dengan nama Ambrella. Di negara kawasan Asia pun mengenalnya dengan nama yang berbeda. Kecuali di Malaysia, yang masih menyebutnya kedondong, di Filipina disebut hevi, gway (Myanmar), mokah (Kamboja), kook kvan (Laos), makak farang (Thailand), dan co`C (Vietnam).

Buah ini tidak semata enak, tapi juga diyakini berkhasiat atau baik untuk kesehatan tubuh. Kandungan utama yang terdapat dalam buah kedondong adalah unsur gula dalam bentuk sukrosa yang berguna sebagai penambah energi dan vitalitas tubuh. Begitu juga dengan kandungan serat dan airnya yang cukup tinggi bermanfaat dalam melancarkan pencernaan serta mencegah dehidrasi. Dalam tiap 100 gram buah mengandung 60-85 gram air, 0,5–0,8 gram protein, 0,3–1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85-3,60 gram serat. Apalagi dari hasil penelitian, buah ini pun sumber vitamin C dan besi .

Jika dilihat dari kalori, karbohidrat, lemak, protein yang rendah, buah kedondong bagus untuk diet. Karena kandungan air dan seratnya yang cukup tinggi, membuat buah ini selain baik untuk pencernaan, juga disarankan bagi yang sedang melaksanakan program diet.

Sudah barang tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seperti pemilihan buahnya. Bagi yang sedang diet, maka kedondong yang baik untuk dikonsumsi adalah yang berwarna hijau kekuningan, permukaannya padat, dan keras.

Jumlah yang dikonsumsi pun harus cukup. Sejumlah pakar gizi menyarankan dengan mengonsumsi kedondong dalam jumlah 50 hingga 75 gram per porsi sudah baik untuk kesehatan. Ini berarti, jumlah buah yang dikonsumsi satu hingga dua bila berukuran kecil, atau cukup satu buah bila berukuran lebih besar.

Dengan demikian manfaat buah kedondong cukup besar, terutama dari kandungan gizinya yang baik untuk tubuh. Bahkan bagi yang sulit buang air besar (BAB), buah kedondong dipercaya dapat melancarkan. [JX/berbagai sumber/Windrarto]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more