Jangan Hindari Tomat
Tuesday, Sep 2nd 2014

JAKARTA, JIA XIANG - Festival tomat yang menjadi agenda wisata tahunan di Kota Bunol, Spanyol, tidak saja diikuti wisatawan lokal. Wisatawan dari kawasan Eropa, Australia dan Amerika berkunjung ke sana untuk menyaksikan Festival La Tomatina.

Di festival ini, berton-ton tomat disuplai ke Bunol. Warga menyambutnya kemudian mereka saling lempar tomat-tomat yang telah matang, sehingga tubuh mereka berwarna kemerahan seperti warna tomat.

Seluruh warga dunia sudah tidak asing lagi dengan buah ini. Semua menyebutnya dengan nama tomat, yang bisa dikonsumsi sebagai buah segar, atau diolah menjadi sayuran, atau menjadi minuman segar setelah buah ini dijus.

Buah yang diperkirakan berasal dari dataran tinggi di pantai barat Amerika Selatan menyebar ke seluruh dunia oleh bangsa Spanyol. Setelah Spanyol menguasai Amerika Selatan, sebagaimana dikisahkan Andrew F. Smith dalam artikelnya yang berjudul “The Tomato in America”, mereka menyebarkan tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) ke koloni-koloni mereka di Karibia.

Selanjutnya ada yang dibawa ke Filipina untuk dibudidaya. Dari sini tomat semakin tersebar ke kawasan Asia, dan Eropa. Rupanya tumbuhan dari keluarga Solanaceae ini tumbuh dengan mudah di kawasan beriklim sedang. Tanaman yang bisa tumbuh hingga setinggi tiga meter merupakan tumbuhan siklus hidup singkat.

Dewasa ini, mengomsumsi buah tidak hanya menikmati kesegarannya saja. Tapi, khasiat buah pun menjadi perhatian. Termasuk tomat yang dari hasil riset buah ini kaya akan lycopene majemuk, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan kesehatan prostat yang baik.

Menurut para ilmuwan, pria diharuskan mengkonsumsi dua kali lipat asupan buah dan sayuran untuk mengurangi risiko kanker prostat. Seperti ilmuwan di  Universitas Bristol, Cambridge dan Oxford yang meneliti diet dan gaya hidup dari hampir 14.000 pria berusa 50-69 yang mengkonsumsi buah  tomat dengan sepuluh porsi dalam seminggu. Kebiasaan ini bisa meninimalisasi perkembangan kanker prostat. Pengurangannya sebesar 18 persen perkembangan kanker prostat.

Kanker prostat lebih sering menyerang pria. Di Inggris, 10.700 kematian di sana setiap tahun seluruhnya lantaran terserang kanker. Pemicunya bisa faktor makanan, bisa pula faktor gaya hidup. Oleh sebab itu, pria sebaiknya menghindari kacang panggang, pizza dan pasta saus.

Lain halnya dengan banyak mengonsumsi tomat. Periset di Universitas Bristol menuturkan, buah tomat penting untuk mencegah  kanker prostat. Pria yang makan lebih banyak buah dan sayuran memiliki penurunan risiko kanker prostat. Risiko penurunan angka untuk pria yang makan lima atau lebih porsi buah atau sayuran, dibandingkan dengan mereka yang makan kurang dari dua setengah porsi, adalah 24 persen.

Lycopene yang terkandung dalam tomat  pun berfungsi untuk antioksidan. Hasil riset mengungkap lycopne -  sebuah karoten merah terang dan pigmen karotenoid bertanggung jawab atas warna merah dari tomat - telah dikaitkan dengan perlindungan di dalam DNA dari sel darah putih karena fungsi antioksidan untuk membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Selain lycopene, tomat juga merupakan sumber yang sangat baik dari antioksidan lainnya seperti vitamin C dan vitamin A (melalui konsentrasi karotenoid, termasuk beta-karoten). Semua antioksidan perjalanan melalui tubuh menetralisir radikal bebas berbahaya yang dinyatakan bisa merusak sel dan membran sel, peradangan meningkat dan perkembangan atau keparahan komplikasi diabetes, aterosklerosis, asma, dan kanker usus besar. Satu cangkir tomat menyediakan 57,3 persen dari nilai harian yang direkomendasikan untuk vitamin C, dan 22,4 persen dari nilai harian yang direkomendasikan untuk vitamin A.

Maka, perbanyaklah mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan termasuk tomat, yang harganya pun realtif murah. [JX/dari berbagai bahan/Windrarto]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more