Alpukat, Pilihan Turunkan Kolesterol
Friday, Apr 10th 2015

JAKARTA, JIA XIANG - Sebuah diet yang mengandung kadar lemak sedang dan satu buah alpukat dapat membantu menurunkan kolesterol "jahat".  Cara diet seperti ini, menurut beberapa peneliti, bisa menurunkan risiko  penyakit jantung.

Buah alpukat dikenal sebagai padat nutrisi makanan, tinggi asam lemak tak jenuh. Ada sebuah penelitian sebelumnya yang menyarankan yaitu alpukat adalah makanan penurun kolesterol. Namun studi ini melihat implikasi kesehatan konsumsi buah alpukat di luar asam lemak tak jenuh tunggal.
"Menyantap satu buah alpukat setiap hari lebih baik sebagai bagian dari diet penurun kolesterol dibandingkan diet moderat lemak tanpa alpukat yang berdampak menurunkan LDL (low-density lipoprotein), yang menguntungkan risiko CVD (penyakit kardiovaskular)," kata Penny M . Kris-Etherton, profesor gizi di Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat.

Kris bersama rekan-rekannya menguji tiga jenis diet, semua dirancang untuk menurunkan kolesterol  yaitu diet kadar rendah lemak yang terdiri dari 24 persen lemak, dan dua diet lemak moderat dengan 34 persen lemak.

Dua diet lemak moderat sebenarnya hampir mirip, namun yang pertama mengkonsumsi satu alpukat setiap hari, sedangkan diet lainnya menggunakan asam minyak aleit tinggi- seperti minyak olive- hanya untuk  untuk mencocokkan kandungan asam lemak dengan kadar  satu buah alpukat.

Tes diet ini dilakukan terhadap 45 orang yang masuk kategori sehat, orang dewasa yang kelebihan berat badan dengan usia 21 tahun hingga 70 tahun. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengukuran dasar, ketiga diet ini secara signifikan mampu menurunkan LDL - dikenal sebagai kolesterol “jahat”  dan  kolesterol total.

Memang pengalaman yang diperoleh para partisipan itu ialah penurunan kadar LDL dan kolesterol total jauh lebih besar bila mereka mengkonsumsi alpukat. Hasil ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan dua diet lainnya, demikian laporan riset itu dimuat di dalam Journal of the American Heart Association.

Jadi, di jurnal itu disebutkan diet alpukat terkait dengan penurunan kadar kolesterol “jahat” sebesar 13,5 mg/dL. Sedangkan LDL itu hanya bisa berkurang hingga 8,3 mg/dL bila menjalankan diet lemak moderat, dan 7,4 mg/dL pada diet lemak rendah.  Semua peserta menjalankan ketiga diet itu selama lima minggu. Mereka diberi jeda dua minggu, antara program diet yang satu ke lainnya. Bahkan sampel darah diambil di awal dan diakhir periode penelitian. “Ini adalah studi yang dikendalikan. Tetapi ini bukan dunia sebenarnya – jadi ini sekadar pembuktian konsep investigasi,” ungkap Kris-Etherton. “Kita perlu fokus supaya orang menjalankan diet yang sehat termasuk mengkonsumsi alpukat dan sumber makanan lain.” 

Di bagian lain Kris-Etherton menunjukkan bahwa banyak orang di AS tidak tahu cara menggunakan alpukat kecuali guacamole (alpukat yang dihancurkan dicampur dengan irisan bawang, tomat dan cabai serta dicampur dengan rempah atau bumbu lain. Namun biasanya guacamole disantap dengan keripik kentang, yang kandungan sodium dan kalorinya tinggi.

“Orang sekarang harus mulai berpikir menyantap alpukat dengan cara baru,” ungkap Kris-Etherton. “Saya pikir menggunakan  "Saya pikir menggunakannya sebagai bumbu adalah cara yang bagus untuk menggabungkan alpukat dalam makanan, misalnya,  dicampur dengan sepotong atau dua potong pada sandwich atau menggunakan irisan alpukat dalam salad atau sayuran."

Jadi, Kris-Etherton dan rekan-rekannya mencatat bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mendapatkan sampel yang lebih berbeda, dan mengetahui seberapa besar kolesterol baik yang sebagai dampak dari mengkonsumsi alpukat. [JX/Eka]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more