Sukun, Buah Berkategori Superfoods
Thursday, Jul 17th 2014

Buah sukun (Artocarpus altilis) ternyata tidak hanya di kenal oleh masyarakat di Indonesia. Masyarakat di seluruh kepulauan Pasifik menyukai buah yang sangat banyak porsi karbohidratnya.

Baru-baru ini, buah sukun dibahas manfaatnya oleh New Scientist. Hasil ulasannya,yang telah dipublikasikan secara luas, mengungkapkan bahwa sukun merupakan salah satu "superfoods ". Dikategorikan sebagai “superfoods” karena buah ini dapat diandalkan sebagai bahan pangan pengganti makanan pokok manakala terjadi kelaparan di seluruh dunia.

Bisa diterima akal. Sebab, buah sukun yang bisa mencapai tujuh kilogram selain memiliki kandungan vitamin, serat, mineral, bebas gluten, dan protein dalam dosis yang menyehatkan, juga dapat memberi porsi karbohidrat untuk keluarga dengan anggota sebanyak lima orang.

Lebih lanjut dalam ulasan itu dipaparkan bahwa kalangan pakar pangan meyakini, dengan hasil sebesar 204 kilogram per musim, maka sukun dapat diandalkan sebagai bahan makanan bagi masyarakat di seluruh dunia. Terlebih lagi Departemen Pertanian Amerika Serikat telah menelaah lebih dalam terhadap buah sukun. Hasilnya, dalam setiap satu cangkir, atau 220 gram sukun mengandung 1.070 miligram kalium, 60 gram karbohidrat, dan 2,4 gram protein.

Di negara berkembang yang tingkat kematian anak masih sangat tinggi, karena kekurangan gizi, direkomendasikan agar memanfaatkan buah sukun sebagai solusinya. Hal ini lantaran buah sukun memiliki kandungan energi, serat, dan protein.

Penelitian lain juga mengungkapkan khasiat buah sukun. Seperti yang telah dilakukan American Heart Association. Dari hasil penelitian lembaga ini menyebutkan, peningkatan asupan serat dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, sekaligus meningkatkan kolesterol baik (HDL) (baik). Hal ini membantu melindungi tubuh terhadap penyakit jantung dan serangan jantung.

Penelitian juga dilakukan National Tropical Botanical Garden Hawaii (NTBG). Tim peneliti di lembaga ini bekerja sama sama aliansi amal untuk End Hunger mendistribusikan buah sukun ke negara-negara yang tidak memiliki pasokan makanan secara teratur. Aksi ini dilakukan setelah ada penelitian asal usul buah sukun.

Penelitian itu dilakukan Diane Ragone, seorang ahli holtikultura dan anggota NTBG. Dia mempelajari tanaman ini sejak 1980-an. Dalam kegiatan ilmiah ini, dia menelusuri kembali asal mula sukun. Diane dibantu Nyree Zerega, direktur Program Pascasarjana di Universitas Northwestern dan Chicago Botanic Garden.

Adanya penelitian ini sangat membantu para ilmuwan mempelajari bagaimana mereka dapat mendistribusikan sukun ke negara-negara yang tingkat kemiskinan dan kelaparannya tinggi. Seperti di Polynesia, papar Zerega, masyarakat di sana mempunyai tradisi menanam pohon sukun ketika ada seorang ibu melahirkan.

Tradisi yang merupakan kearifan lokal di sana, karena masyarakat di sana sejak lama meyakini dengan cara seperti itu akan menjamin ketersediaan makanan sepanjang kehidupan anak.

Penelitian masih terus berlangsung. Para ahli, sekarang, sedang meneliti varietas tanaman sukun mana yang cocok untuk lingkungan dan iklim tertentu. Tujuan penelitian agar diperoleh varietas yang sesuai dengan selera lokal masyarakat di negara-negara yang ketahanan pangannya masih lemah.

Dalam penelitian itu, mereka juga berusaha mengidentifikasi varietas tanaman dapat menghasilkan panen dan mengandung kadar protein terbaik. [JX/berbagai sumber /W5]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more