Melinjo, Si Unik yang Bikin Ketagihan
Monday, Nov 10th 2014

JAKARTA, JIA XIANG – Bagi penyuka sop atau soto kurang lengkap menyantap hidangan ini bila tidak tersedia emping yang krispi. Berbahan dasar melinjo, hanya ada beberapa wilayah di Tanah Air yang memproduksi emping.

Biasanya daerah yang masyarakatnya membuat emping adalah penghasil melinjo. Di Jakarta, khususnya di kawasan Condet, pernah kondang sebagai sentra emping. Bila melintas Condet, di tahun 1970-an hingga 1980-an, masih ditemui warga menjual emping di tepi jalan. Tapi kini, lahan di Condet yang telah dipenuhi bangunan, tak lagi menjadi sentra emping, lantaran pohon melinjo di sini sudah semakin susut.

Lain halnya bila kita ke daerah Banten. Di sini masih banyak terdapat pohon melinjo, sehingga salah satu unggulan dari sini adalah emping.

Selain sebagai bahan utama emping, melinjo juga dihidangkan berikut dengan kulitnya dalam rupa sayur asam. Bahkan daun melinjo yang muda pun menjadi penyedap sayur asam yang kondang di bumi Priangan.

Dalam bahasa Sunda, melinjo (Gnetum gnemon Linn) disebut oleh masyarakat setempat dengan nama Tangkil. Ada juga yang menyebutnya belinjo. Di Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut mlinjo. Di kawasan ini, terlebih di kebun-kebun milik warga banyak terdapat pohon melinjo. Atau dipekarangan mereka, pohon melinjo berfungsi menjadi peneduh yang juga memberi hasil.

Sebagian besar tanaman melinjo di sana bukanlah tanaman baru. Dari fisiknya, ketinggian pohon lebih dari 20 meter. Bisa jadi usia pohon sudah tidak muda lagi. Pohon melinjo memang tanaman berusia panjang. Bisa mencapai 100 tahun lebih. Maka tak heran bila saat panen raya, per pohon bisa menghasilkan hingga 100 kilogram melinjo.

Secara biologi, melinjo tergolong unik. Melinjo tidak bisa dibilang buah, karena tanaman ini tidak berbunga dan berbuah sejati. Yang dianggap buah sesungguhnya adalah biji yang terbungkus oleh kulit luar. Maka melinjo dikategorikan tumbuhan tahunan berbiji terbuka berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina) Bijinya tidak terbungkus daging tapi selapis ari yang berdaging.

Bagi yang hendak membudidayakan, tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif seperti dicangkok, okulasi, stek dan penyambungan. Lahan yang cocok ditanami pohon melinjo bertanah liat atau lempung, berpasir dan berkapur, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini tidak bisa tumbuh di lahan yang tergenang dan berkadar asam tinggi.

Melinjo yang diolah menjadi sayur asam atau emping memang membuat penyantapnya ketagihan. Artinya susah berhenti untuk mengemil emping melinjo yang renyah. Namun, dewasa ini ada peringatan agar berhati-hati mengonsumsi emping melinjo. Camilan ini disebut-sebut pemicu asam urat.

Tidak salah memang. Tapi sepanjang tidak berlebihan mengonsumsinya, mengonsumsi melinjo justru memberi manfaat bagi kesehatan. Dari hasil penelitian pakar kesehatan, melinjo ternyata lumbung antioksidan tingkat tinggi.Bahkan jumlahnya menyaingi kandungan antioksidan pada Vitamin C. Kita semua tahu bahwa antioksidan merupakan zat paling ampuh sebagai penangkal radikal bebas, penyebab kanker, dan mempercepat proses penuaan.[JX/berbagai sumber/G. Windrarto]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more